Rabu, 24 Desember 2014

Astra Masih Melihat Peluang di Bisnis Properti

Prospek bisnis pengangkutan minyak dan gas (migas) diprediksi cerah tahun depan.
Hal itu sesuai visi Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan infrastruktur di sektor maritim.
Direktur PT Soechi Lines Tbk Pieters Utomo mengatakan, pembangunan infrastruktur di sektor tersebut akan meningkatkan penggunaan kapal dan berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan.

"Pemerintah berencana merevitalisasi 24 pelabuhan, traktor ini akan butuh banyak BBM, minyak untuk pembangunan aspal jalan. Belum lagi rencana peningkatan lifting minyak 165.000 barel per hari, revitalisasi kilang minyak, itu semua bisa menambah 20 persen pengangkutan migas," katanya di Jakarta, Rabu (3/12).
Bagi perusahaan pengangkutan migas nasional sendiri, peluang bisnis akan semakin besar mengingat adanya asas cabotage (kewajiban penggunaan kapal nasional di perairan Indonesia) yang memproyeksi perusahaan lokal dari persaingan global.

"Perusahaan pengangkutan migas nasional akan terproteksi dengan sendirinya. Mereka akan tumbuh selama permintaan akan minyak itu sendiri tumbuh, tidak peduli produksi maupun harga minyak turun," ujarnya.
Pieters pun mengaku tidak khawatir dengan persaingan antar perusahaan lokal, seperti PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Humpuss (HITS), dan PT Arpeni Pratama Ocean Line (APOL).

Pihaknya optimistis meraih pangsa pasar di atas 30 persen.
"Kami unik karena satu-satunya penyedia jasa transportasi migas tidak cycle. Kapal kami terutilisasi sepanjang tahun kecuali jika ada docking, dengan debt to equity ratio sebesar 1,2 kali dan akan terus meningkat seiring pelunasan sebagian utang," katanya.

Jamu Bisa Jadi peluang Bisnis Masyarakat

Direktur Utama PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat mengatakan, produk jamu dapat menjadi peluang bisnis di masyarakat.

Menurut dia, ada beberapa hal yang dapat dijadikan peluang bisnis dari produk ramuan tradisional yang bermanfaat untuk kesehatan, kebugaran, dan kecantikan tersebut.

"Saya juga melihat di jamu lebih banyak peluangnya, yaitu masyarakat bisa lakukan bisnisnya mulai dari pertanian, kemudian sebagai bahan baku, juga sebagai ilmu itu sendiri. Jadi, jamu harus dikembangkan sebagai jamu," ujarnya dalam konferensi pers acara Seminar 6 Tahun Jamu Brand Indonesia di Gedung Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Selain itu, menurut dia, produk jamu juga dapat diproduksi menjadi beberapa bahan jadi maupun sebagai obat.

"Selain peluang bisnis, jamu juga dapat menjadi produk kosmetik, kemudian minuman. Selanjutnya, menurut saya, dapat menjadi peluang untuk dapat mengembangkan jamu menjadi sebagai obat pendamping, pendamping dari obat farmasi atau obat primary," ujarnya.

Sebagai pengusaha yang bergerak di bidang jamu, dirinya akan mendukung penuh jamu sebagai brand asli Indonesia.

"Semoga 6 tahun jamu brand Indonesia akan membuat jamu Indonesia ke depannya lebih bisa ditindaklanjuti agar jamu maju. Sebagai pengusaha, saya mendukung jamu brand Indonesia," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia RI Puan Maharani mendukung pengembangan kampung jamu di Tanah Air. Karena itu, dia berharap seluruh kementerian dan lembaga terkait mendorong upaya pengembangan produk jamu brand Indonesia.

"Saya akan koordinasi dengan jajaran swasta maupun pemerintah daerah provinsi agar bisa sinergi memanfaatkan potensi bahan baku jamu agar menjadi alternatif obat di Indonesia," tutur dia.

Kamis, 18 Desember 2014

Peluang Bisnis di Industri Maritim

Indonesia menilai konsep pembangunan berorientasi maritim menjadi tantangan yang berat bagi pemerintah ke depan.Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto (SBS) mengatakan, konsep maritim yang di canangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan visi pembangunan yang menjangkau waktu yang jauh ke depan dengan mencakup kerjasama yang luas secara nasional maupun internasional.

"Bagi dunia usaha nasional konsep maritim akan menjadi tantangan yang luar biasa berat namun juga menawarkan peluang bisnis yang besar," kata Suryo saat Rapimnas Kading di Pullman Hotel Central Park, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Suryo menjelaskan, pembangunan infrastruktur maritim untuk meningkatkan efisiensi logistik dan hal itu harus menjadi perhatian utama bagi dunia usaha. Pasalnya proses logistik di Indonesia selama ini terkendala infrastruktur darat yang memakan biaya sangat tinggi.
"Kemaritiman perhatian kita juga perlu diarahkan pada kapal-kapal asing, terutama dalam ekspor komoditi yang hanya didasarkan pada basis free on board," tambahnya.
Menurut Suryo, Free on board (FOB) merupakan sistem yang menyebabkan negara kehilangan peluang pemasukan nasional. "Tidak kurang USD12 miliar per tahun, selain jasa perkapalan dan pengapalan, jasa asuransi nasional juga perlu ditingkatkan," pungkasnya.



Peluang Bisnis Operator Seluler Virtual


Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, mengaku sedang mempertimbangkan untuk membuka peluang bisnis keberadaan sebuah operator seluler virtual atau populer disebut Mobile Virtual Network Operator (MVNO).

MVNO memungkinkan sebuah perusahaan hanya menyediakan jasa telekomunikasi tanpa harus mengantongi izin penggunaan spektrum frekuensi milik suatu negara. MVNO harus menyewa spektrum frekuensi yang dimiliki oleh Mobile Network Operator (MNO).

Menurut Rudiantara, bisnis operator seluler di dunia telah berubah. Beberapa MNO telah membuka kesempatan kolaborasi dengan MVNO yang berperan sebagai penjual, walaupun masih ada yang memegang teguh prinsip harus membangun infrastruktur sendiri dan menjual sendiri.

"melihat kondisi seperti ini, saya pikir pola MVNO cocok untuk di Indonesia," kata Rudiantara dalam diskusi IndoTelko Forum di Jakarta, Kamis (11/12).

Sejatinya, praktik bisnis antara MNO dan MVNO sudah mulai dijajaki oleh Smartfren Telecom (Smartfren) dan Bakrie Telecom (Esia) yang resmi menjalin kerja sama penyelenggaraan jaringan pada akhir Oktober lalu. Namun, keduanya belum tentu melakukan merger.

Direktur Jaringan Smartfren, Mirza Fachys mengatakan, pihaknya akan menjadi penyedia jaringan dan jasa, sementara Esia hanya jadi penyedia jasa.

"Selama Bakrie Telecom masih mau hidup, jaringan kami siap melayani," ucap Merza.

Dalam kerja sama ini, Esia juga berencana mengalihkan sumber daya frekuensinya seluas 5 MHz kepada Smartfren di spektrum 850 MHz. Smartfren juga memiliki luas frekuensi yang sama di spektrum tersebut. Sehingga, jika digabungkan, maka kedua operator ini memiliki luas 10 MHz di spektrum 850 MHz.

Peluang Bisnis Terbuka di Malaka Tengah NTT



KABUPATEN Malaka Tengahmerupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012. Dalam kacamata bisnis, Kabupaten Malaka Tengah,Nusa Tenggara Timur memiliki potensi yang menjanjikan untuk memulai bisnis. Insfrastruktur yang dibangun disini terbilang sangat menunjang kegiatan pereknomian seperti pengaspalan jalan, pembuatan terminal, rumah sakit dan kantor pemerintahan.

Adanya dukungan pembangunan insfratruktur membuat Malaka digadang-gadang sebagai wilayah lumbung pangan untuk wilayah sekitarnya. Kondisi inimemberikan udara segar bagi pengusaha lokal untuk mengembangkan unit usaha maupun memulai usaha baru di berbagai sektor.
Kebanyakan warga pendatang berasal dari Jawa dan Bugis. Merekamemulai peruntungannya disini denganberbagai kegiatan usaha seperti penggarapan lahan pertanian palawija dan industri kayu. Selain kondisi tanah Malaka yang subur, daerah ini juga banyak menyediakan berbagai jenis kayu yang mudah didapat seperti pohon aren dan jati. Selain itu, pabrik batako juga sangat berkembang dikarenakan mudahnya dalam pencarian pasir sebagai bahan bakunya.
Dalam masa penempatan peserta Indonesia Bangun Desa angkatan ke-2 di Kabupaten Malaka selama 7 bulan, banyak peluang-peluang bisnis yang ditemui. Peluang ini dapat terlihat pada sektor budidaya perikanan air tawar.

Budidaya dan penggemukan lele disini masih sedikit sehingga pasar potensialnya seperti warung makan harus mengambilnya jauh dari Kupang. Selain itu, kuliner di Kabupaten Malaka juga masih sedikit variasi masakannya dan toko-toko bahan bangunan juga masih terhitung jari. Dikarenakan saat ini dalam masa pembangunan besar kabupaten baru, usaha-usaha tersebut cepat berkembang.
Terlepas dari banyaknya peluang tersebut para pendatang harus jeli dalam melihat kondisi dan budaya masyarakat setempat yang berbeda jauh dari kebanyakan pendatang. Dalam hubungan bisnis, pelaku usaha harus pandai menyiasati gaya hidup yang menyenangi berpesta dan perlu dorongan kuat untuk mampu bekerja secara produktif. Kondisi ini ditengarai karena seringnya program bantuan pemerintah yang menyuapi masyarakat melalui pemberian 'jatah hidup'.

Alangkah baiknya para pelaku wirausaha disana dapat memerhatikan aspek sosial masyarakat setempat agar memiliki andil dalam pengembangan wilayah Malaka. Warga yang kebayakan eksodus Timor-timur membuka lahan luas yang dahulu adalah hutan namun kini telah menjadi wilayah Malaka luas. Peran pemberdayaan masyarakat disini diyakini mampu meningkatkan mental dan semangat masyarakat untuk semakin berdaya dan sejahera.

Krisis Rusia Ada Peluang untuk Indonesia


Staf Ahli Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Priambodo mengatakan Indonesia bisa memanfaatkan pelemahan rubel serta kecenderungan krisis yang dialami Rusia saat ini. "Rusia pasti membuka pintu untuk bekerja sama dengan siapa pun, termasuk soal minyak," kata Bambang kepada Tempo, Rabu, 17 Desember 2014.

Menurut Bambang, jatuhnya harga minyak dunia yang memukul perekonomian Rusia menjadi kesempatan emas untuk pasokan energi Indonesia. Indonesia, kata Bambang, bisa memulai negosiasi pembelian minyak mentah dengan harga rendah dari Rusia secara langsung. "Ini bisa berjalan di luar negosiasi yang sedang berlangsung dengan Angola," ujarnya.

Namun, kata Bambang, potensi krisis ekonomi yang menghantui Rusia tidak akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dalam jangka pendek. Secara temporer, kenaikan suku bunga di Rusia memang turut membuat kurs rupiah jeblok. "Tapi apa yang terjadi di Rusia tidak akan langsung berpengaruh pada perekonomian Indonesia.

Adapun pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan keterpurukan ekonomi Rusia mempengaruhi Indonesia secara tidak langsung. Sebab, kata Lana, ada kemungkinan ekspor batu bara akan anjlok jika Rusia dihantam krisis. Begitu pun dengan pasokan dan harga minyak dunia yang terpengaruh gonjang-ganjing ekonomi Rusia.

Menurut Lana, untuk saat ini Indonesia hanya bisa mengikuti arus dalam menghadapi dampak krisis Rusia. Dalam jangka menengah, kata Lana, Indonesia harus dapat mendiversifikasi ekspor, khususnya pada sektor nonminyak dan gas, agar gejolak harga komoditas akibat krisis Rusia tidak terasa dampaknya.

Lana mengatakan kondisi ekonomi Rusia saat ini sangat kritis. Selain disebabkan harga minyak yang anjlok, keterpurukan ekonomi Rusia bisa semakin parah akibat tekanan negara-negara Barat. Kini, bank sentral Rusia terpaksa menaikkan suku bunga acuan dari 10,5 persen ke 17 persen demi mengerek kurs rubel yang jeblok.

Peluang Bisnis Industri Automotif Kembali Digelar



Pameran industri otomotif khususnya kendaraan niaga terbesar di Indonesia yakni Indonesia International Bus, Truck and Heavy Equipment Component (IIBT), akan kembali digelar Maret 2015.

Gelaran IIBT dibarengi dengan INAPA (Indonesia International Autopart, accessories). Acara ini nantinya akan digelar 18-21 Maret 2015, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

Rencananya peserta yang akan andil diacara ini sebanyak 1.000 peserta pameran dari 21 negara, dengan luas area mencapai 45.000 meter persegi.

"Peserta pameran akan datang dari berbagai negara, seperti Taiwan, Jerman, Italia, Prancis dan beberapa negara lainnya," ungkap Direktur PT GEM Indonesia, Baki Lee, di Jakarta.

Pelaksanaan Inapa 2015 akan melibatkan empat sektor baru, yakni Automotive Welding and Molding, Automotive Coating, Automotive Green Products, serta Automotive Equipment and Tools.

INAPA telah diakui sebagai pameran otomotif paling berpengaruh di ASEAN yang merupakan pilihan profesional OEM dan penjualan aftermarket.

Sementara IIBT juga telah diakui sebagai pameran khusu bus, truk dan kendaraan niaga ternama di Indonesia yang bekerjasama dengan ASKARINDO (Asosiasi Karoseri Indonesia).

Baki menyebut bahwa target pengunjung pada ajang pameran ini adalah para pebisnis, penjual, serta pihak swasta dan pemerintah yang memiliki keterkaitan dengan industri atau niaga.

"Pameran ini memang bukan untuk umum, pameran ini melibatkan para pelaku industri yang didalamnya bisa saling memanfaatkan" katanya lagi.

Sedangkn disinggung masalah target untuk ajang ini, Baki menyebut bahwa target transaksi untuk penyelenggaraan tahun depan itu mencapai Rp1,5 triliun, dengan masa hingga tiga bulan (setelah perhitungan gelaran acara).

"Karena transaksi itu kami prediksikan akan terjadi setelah pameran. Seperti tahun lalu yang mencapai Rp1 triliun dalam waktu tiga bulan," pungkasnya.


Artikel lain