Prospek bisnis pengangkutan minyak dan gas (migas) diprediksi cerah tahun depan.
Hal itu sesuai visi Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan infrastruktur di sektor maritim.
Direktur PT Soechi Lines Tbk Pieters Utomo mengatakan, pembangunan
infrastruktur di sektor tersebut akan meningkatkan penggunaan kapal dan
berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan.
"Pemerintah berencana merevitalisasi 24 pelabuhan, traktor ini akan
butuh banyak BBM, minyak untuk pembangunan aspal jalan. Belum lagi
rencana peningkatan lifting minyak 165.000 barel per hari, revitalisasi
kilang minyak, itu semua bisa menambah 20 persen pengangkutan migas,"
katanya di Jakarta, Rabu (3/12).
Bagi perusahaan pengangkutan migas nasional sendiri, peluang bisnis akan semakin besar mengingat adanya asas cabotage (kewajiban penggunaan kapal nasional di perairan Indonesia) yang memproyeksi perusahaan lokal dari persaingan global.
"Perusahaan pengangkutan migas nasional akan terproteksi dengan
sendirinya. Mereka akan tumbuh selama permintaan akan minyak itu sendiri
tumbuh, tidak peduli produksi maupun harga minyak turun," ujarnya.
Pieters pun mengaku tidak khawatir dengan persaingan antar perusahaan
lokal, seperti PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), PT Samudera Indonesia
Tbk (SMDR), PT Humpuss (HITS), dan PT Arpeni Pratama Ocean Line (APOL).
Pihaknya optimistis meraih pangsa pasar di atas 30 persen.
"Kami unik karena satu-satunya penyedia jasa transportasi migas tidak cycle. Kapal kami terutilisasi sepanjang tahun kecuali jika ada docking, dengan debt to equity ratio sebesar 1,2 kali dan akan terus meningkat seiring pelunasan sebagian utang," katanya.